Sebelum anda berusaha untuk membaca ini lebih jauh, saya anjurkan untuk membaca bismillah dan menguatkan mata anda agar tidak kelilipan karena tulisan tulisan di blog ini meruapakan tulisan hasil ekskresi otak yang gak karuuan dan saya pun gak tau punya otak apa enggak, serta jangan panik, maka berdoalah sebelum membaca hasil coretan iseng ini

Senin, 25 September 2017

Chopper Family

Chopper adalah istilah atau callsign untuk para penerbang atau pilot helikopter.

"Welcome!! We are Chopper Family"

Kalimat yang sangat bersahaja di lontarkan oleh Danflight Kami (J-821) Mayor Pnb Zen Muh. Achwan Putra sesaat setelah kami tiba dan menginjakkan kaki di Skadron Udara 7 Helikopter.

Aku yang telah menyelesaikan Bina terbang latih dasar di Yogyakarta dengan pesawat Grob G-120 TP-a buatan Jerman, harus melanjutkan langkah ku dan melebarkan sayapku ke jenjang berikutnya. Di bina terbang latih lanjut di Subang menggunakan pesawat Helikopter EC-120B Colibri. Kenapa dari fixwing ke heli?

Aku memilih melanjutkan karir ku dengan merubah jens pesawat menuju ke Heli bukan perkara mudah. Dengan banyak pertimbangan aku dan 14 orang dari 21 memilih melanjutkan karir kami di Heli. Kami yakin, dengan memilih helikopter adalah jalan terbaik kami. Selain karena jumlah penerbang heli di Indonesia sangat minim dan sangat kurang sekali, kami juga ingin mencoba hal baru, suasana baru dan tantangan baru dengan helikopter. Awalnya, kami mengira terbang heli itu mudah. Tapi setelah kami rasakan sendiri disini, terbang heli 2x lipat jauh lebih susah dari pesawat biasa. Pernyataan ku barusan aku jamin benar. Confirm aja ke seluruh pilot heli di muka bumi ini. 

Insyallah, aku sudah menguasai fixwing dengan baik. Namun, heli sangat berbeda. Itulah kenapa pilot heli bisa menerbankan fixwing. Tapi, Pilot fixwing tidak dapat menerbangkan heli.

Saat ini, semenjak aku menulis ini aku baru dapat sekitar 20 an jam terbang dengan heli Colibri milik TNI AU ini. Dan aku masih belum bisa menguasai penuh. Mungkin terbang heli susah. Atau akunya yang bego. hehehe

Mari sedikit bercerita pengalaman terbang heli.

Pertama kali aku terbang heli, aku merasa "kok pesawat ini palan banget ya". Memang terbang heli itu pelan, terbang heli itu rileks. Itulah enaknya. Dapat menikmati pemandangan sekitar dengan sangat jelas karena heli gak perl terbang tinggi, terbang rendah terus. Bahkan, orang naik motor pake helm aja, bisa loh aku tau merk helm nya apa. Saking rileksnnya dan saking rendahnya.

Aku pernah terbang di daerah Purwakarta jawa barat. terbang rendah sekita 1500ft AGL, aku diajak oleh intruktur ku untuk berjalan jalan menikmati cerahnya hari dan pandangan bukit nan hijau sejauh mata memandang. Kami trbang diatas kota Purwakarta. Hal yang sangat jarang orang lain bisa rasakan. Aku hampir tiap hari merasakannya. Tuhan memberi kita panca indra terbaik. Memberi kenikmatan pada tempatnya. Memuaskan pada waktunya.

Motivasi jadi penerbang heli sebenernya cukup simpel. Aku gak terikat dengan yang namanya Runway. Aku bisa landing dimana aja aku mau selama ada tempat cukup. Bahkan, sempat aku berkeinginan bila ada kesempatan nanti aku landing di dekat rumahku dan mengajak orang terkasih naik heli dengan aku sebagai pilotnya.Bisa menikmati pemandangan yang selama ini hanya aku nikmati dengan intruktur ku di dalam cockpit. Bisa berbagi menembus awan awan tipis untuk sekedar tau apasih isi awan itu sebenernya. Bisa mengajak dan menjemput adik pulang sekolah. hahaha Motivasi dan angan angan yang sangat simpel.

Aku akan terus belajar meskipun terbang heli susah. Aku gak akan nyerah hanya karena handling heli jauh lebih rumit. Meskipun Heli lambat dan jarang terbang tinggi. Tapi itu lah kelebihan heli. We re low level, but high class.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komen kamu buat saya lebih rajin menulis